Ahad senja, seperti biasanya sambil menunggu adzan maghrib memenuhi semesta dengan kumandang indahnya, saya menyempatkan diri untuk membaca buku barang beberapa halaman saja.
Kali ini di depan lemari buku, mata saya terantuk pada judul sebuah buku yang saya miliki sejak tujuh tahun silam. Buku lama yang saya pikir cukup bagus dan masih relevan sampai saat ini, berjudul: Dajal & Simbol Setan. Buku ini ditulis oleh Ustadz Toto Tasmara dan diterbitkan oleh salah satu penerbit buku Islam terkemuka.
Buku yang sudah lama saya baca ini, secara rinci membahas penafsiran tentang ”binatang melata besar yang keluar dari dalam bumi”—seperti disebutkan dalam Al-Qur’an surat An-Naml—adalah suatu gerakan bawah tanah yang disebut zionisme, suatu gerakan kolaborasi rahasia yang ditata dengan rapi dan profesional, yang dimotori, disponsori, dan diaktorintelektuali oleh Dajal dan setan.
Target mereka khususnya adalah menjauhkan umat Islam menjadi kafi—yang merupakan umat mayoritas di dunia—juga umat agama lainnya pada umumnya. Dengan gerakan zionismenya, Dajal menyusupi tatanan nilai-nilai kehidupan norma dengan ”baju” globalisasi, keterbukaan, demokarasi, HAM, dan sebagainya. Demikian sekilas Dajal seperti diterangkan pada bagian belakang kaver buku tersebut.
Dulu, setelah membaca buku ini dan buku tipis sebelumnya yang ditulis oleh Ridwan Saidi yang berjudul: Fakta dan Data Yahudi di Indonesia, saya meyakini bahwa Yahudi sebagai suatu bangsa senang terhadap simbol-simbol yang entah berbentuk gambar, angka-angka, ataupun kalimat.
Contoh paling mudah adalah penggunaan lambang yang tertera pada uang satu dollar Amerika Serikat. Di sana ada lambang piramida, satu mata, burung Phoniex, atau kalimat: Annuit Coeptis, In God We Trust ONE.
Sebagian dari penggunaan simbol-simbol di uang kertas satu dollar Amerika Serikat ini banyak digunakan sebagai lambang kebanggaan oleh salah satu grup musik ternama di Indonesia—yang salah satu pentolannya juga mengaku sangat berbangga mempunyai darah keturunan yahudi—di setiap jejak album yang dikeluarkannya.
Sedangkan penggunaan simbol yang tampak nyata sekali di depan mata kita adalah penggunaan lambang bintang segi enam pada sebuah perusahaan telekomunikasi milik pemerintah (Badan Usaha Milik Negara) yang sebagian besar sahamnya dikuasai perusahaan Singapura.
Yang terbaru—dan ini sudah beredar dari milis ke milis—adalah simbol baru dari sebuah perusahaan
minyak milik negara yang menguasai hajat hidup orang banyak. Ditengarai bahwa logo itu tidak jauh-jauh sekali dari pengembangan bintang segi enam tersebut.
Nah, yang akan saya tekankan di sini dan juga berkaitan dengan cerita yang akan saya kemukakan adalah penggunaan angka 666 sebagai angka keramat bagi Gerakan freemason [1] dan Iluminasi [2] (sebagai pengejawantah gerakan zionisme). Tentunya selain itu ada lagi angka keramat dan mistis lainnya seperti angka 15, angka 33, dan angka 13 yang menurut mereka mempunyai kekuatan magis.
Angka 666 ini adalah angka yang tertulis pada sebuah lambang gerakan zionis di bidang agama (Jahbulon [3]). Lambang itu terdiri dari lingkaran; piramida; heksagram [4]; angka 33; angka 13; angka 666; dan matahari.
Angka 666 ini mempunyai arti sebagai angka yang mempresentasikan universal hexagram, dewa atau tuhan. (p 31).
Pengertian 666 juga terkait dengan nama lain setan sebagai malaikat sejati—kekuatan langit, penguasa bumi (the son of Baphomet, the child of Beast 666), sebagaimana David Cherubim [5] mengatakan:
”Lucifer akan menyeru umat manusia yang akan menjadikan umat manusia di muka bumi menyembah binatang yang mempunyai lambang ’666’ dan mengguncangkan agama Kristen, serta agama lainnya untuk menuju millenium baru yang bebas dari ajaran Kristen yang palsu.” (p 32)
Dalam Perjanjian Baru; Wahyu 13:18, disebutkan:
”yang penting di sini ialah hikmat barangsiapa yang bijaksana baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya adalah enam ratus enam puluh enam.”
Ayat tersebut tidak luput dari penafsiran Gerakan Iluminasi dan Freemasonry sebagai upaya mewujudkan impian Kerajaan Namrud (Nimrod) dan Menara Babil. Di mana menurut meraka upaya itu bukan hanya bersifat pasif menunggu nasib, melainkan harus diusahakan melalui pemikiran yang cerdas, terencana, dan merasionalkan seluruh lambang-lambang atau ayat-ayat mistik yang berada dalam kitab suci yang bersifat multiinterprestasi dan fleksibel. (p 40).
Angka 666 juga mempunyai kaitan dengan tanggal 01 Mei 1776, tanggal perayaan lahirnya komunis. Terbukti bahwa komponen bilangan dari tanggal, bulan dan tahun tersebut mengandung the Beast 666. Keterangan bukti yang digambarkan catatan kaki pada buku Ustadz Toto Tasmara ini adalah sebagai berikut:
1 Mei 1776 = 1 Mei (bulan ke-5) berati 1+5= 6; 177=1+7+7=15=1+5=6; dan 1776. (p 41).
Dan masih banyak lagi penjelasan tentang angka 666 sebagai representasi dari angka setan atau angka Dajjal ini yang intinya adalah sebagai angka kebijakan, kekuatan, dan ketangguhan atau tidak terkalahkannya setan.
Kemudian, saya beranjak ke halaman 109 di buku tersebut, di mana disana digambarkan tentang keyakinan kaum Freemason terhadap pendirian beberapa monumen dan gedung di Amerika Serikat sebagai simbo, dari kekuatan kerajaan mereka. Setiap titik antara satu gedung ke gedung yang lain membentuk simbol-simbol magis yang memberikan kekuatan keyakinan kepada para anggota mason bahwa Amerika adalah ”kerajaan” bagi kaum mason.
Bila ditarik sebuah garis dari Gedung Putih, Jefferson Memorial, Washington Monumen, dan House of the Temple [6], maka garis tersebut akan membentuk segi tiga, pentagram, dan lambang lainnya (Penggaris Siku dan Jangka Pengukur) yang diyakini mereka mempunyai kekuatan magis.
***
Tiba-tiba adzan maghrib berkumandang, sudah saatnya saya mengakhiri membaca buku ini dan pergi ke masjid yang baru seperempat jadi itu dan tidak jauh dari rumah ini.
Lalu iqomat mulai terdengar, seperti biasanya saya mengatur barisan anak-anak kecil dan remaja agar segera bangkit dari duduk, menyuruh mereka diam, mengatur dan merapatkan barisan dengan rapih, sehingga otomatis saya kebagian di barisan paling belakang.
Di saat itulah--benar-benar kebetulan sekali--saya melihat tulisan besar-besar putih di bagian belakang kaos berwarna hitam pekat yang dipakai anak belasan tahun. Coba tebak apa tulisannya?
666
B-Bontang
U-Underground
S-Satanic
C-Community
Astaghfirullah, kok ya sholat pakai kaos itu. Jangan-jangan anak ini benar-benar tidak tahu arti dari tulisan itu dan tanpa merasa bersalah memakainya sebagai penutup aurat untuk beribadah kepada Allah. ”Ini harus diluruskan,” pikir saya.
Singkat cerita, setelah salam sebagaimana kebiasaan anak-anak dan remaja, tanpa berdzikir mereka langsung kabur keluar ke pintu masjid. Kali ini saya langsung tanggap dan bergegas untuk menyusul dan memanggilnya.
Anak itu menurut ketika saya ajak dia untuk mengobrol sebentar di pelataran masjid. Baru saat itulah saya mengetahui ada lambang lain di bagian depan kaos itu yakni lambang lingkaran bertuliskan singkatan BUSC dalam huruf yang lebih kecil dengan ada di tengah lingkaran tersebut lambang bintang pentagram, tanda salib, dan mahkota.
Waow, ini lebih parah lagi, tanda salib dan mahkota. Tanda ini adalah lambang The Knight Templar [7] yang tidak bisa dipisahkan dari Freemason sebagai organisasi rahasia, agama, sekaligus ideologi. Di atas kuburan anggota Freemason didirikan piramida dengan lambang tersebut.
”De, kamu tahu arti tulisan di kaosmu itu...?”
”Tidak, Pak...” jawabnya.
”Kamu beli atau dapat darimana?”
”Dibeliin sama ibu.”
”Masak, calon orang sholeh pakai kaos itu. Kalau kamu pakai itu berarti kamu termasuk dalam ’Kelompok Setan’. Apalagi ada angka 666 yang merupakan angka setan, ditambah di kaosmu itu ada lambang Tne Knight Templar. Jadi nanti-nanti tidak usah pakai kaos ini lagi kan, bila perlu jadiin keset aja yah.” tutur saya panjang. Anak yang baru duduk di bangku SMP itu tertawa sambil manggut-manggut.
Sejenak setelah anak itu pergi menghilang dari tatapan dan membawa pemikiran baru baginya, saya berpikir bahwa sungguh sangat luar biasa hasil perang pemikiran yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam ini.
Tanpa disadari dan dirasakan oleh para pemuda sebagai harapan bangsa dan agama, pemikiran-pemikiran baru itu merasuk dengan mudah dalam alam bawah sadar mereka melalui suatu gerakan yang disebut oleh Toto Tasmara ini sebagai ”gerakan 7F”.
Yaitu gerakan penghancuran kekuatan keuangan (finansial) umat Islam, merusak pola makan (food), menciptakan perpecahan di antara umat Islam (friction), menyebarkan cara berpikir bebas (freethought), menebarkan ideologi baru berupa membebaskan manusia dari agama (freedom of religion), menguasai film, tv, dan media massa (film), menumbuhkan dan menggoda masyarakat agar berbudaya dan bersikap mengikuti millah mereka (fashion of life style), membuat beberapa aliran mistik untuk menghancurkan agama (faith, sect, occultism), menumbuhkan rasa kecewa (frustasion), dan lain-lain.
Tentunya anak ini cuma ikut-ikutan dan tanpa disadari telah menjadi korban dari upaya fashion of life style. Bagaimana tidak semua ini tercermin pada sebuah komunitas anak muda yang berpakaian serba hitam, bersepatu boot, bertindik di sekujur tubuhnya, berhias rantai, serta bergaya rambut yang nyeleneh dan sudah menjadi trend di kota-kota besar Indonesia ini.
Kelompok ini pun rawan dengan kerusakan moral, pergaulan bebas, penyalahgunaan obat-obatan yang akan menghancurkan mentalitas dan menghilangkan nyawanya sendiri.
Tentunya tidak hanya pada komunitas ini tudingan juga harus terarah, tentunya pada setiap komunitas—entah kaya, ekskusif, atau profesional—yang menjadikan kebebasan hidup, ekspresi, dan syahwatnya sebagai tuhan barunya.
Toto Tasmara mengakhiri bukunya itu menyatakan bahwa sudah menjadi suatu kemutlakan untuk menyelamatkan generasi penerus dari ancaman halus ini adalah dengan memberikan suatu pola pendidikan moral agama sejak dini.
Saya setuju sekali dengan ini, karena diharapkan dengan pendidikan moral agama itu akan terbentuk suatu benteng iman yang tebal dan kokoh pada diri generasi baru sehingga mampu menahan segala godaan yang akan membelokkannya dari jalan yang lurus dan menjadikannya mujahid-mujahid muda yang akan mampu menegakkan dan mengibarkan panji-panji dinnullah di muka bumi ini dan mampu mengalahkan musuh utama manusia yakni syaitan yang terkutuk.
Ingat: sesungguhnya setan itu adalah musuh nyata bagi manusia. Sembilan kali Allah mengingatkan hal demikian dalam AlQur’an yang Agung.
Allohua’lam bishhsowab.
[1] Gerakan Freemasonry seringkali dikelompokkan sebagai sekte bid’ah yang menyempal dari ajaran Roma Katolik.
[2] Iluminasi: Pendirinya adalah Adam Weishaupt, seorang jesuit, profesor di bidang hukum, dan pendiri Lucifer Conspiracy dan The Synagogue of Satan. Penyusun buku doktrin The Novus Ordo Seclorum yang selesai pada tanggal 1 Mei 1776, sehingga sebagai penghormatan pada dirinya setiap tanggal 1 Mei dijadikan sebagai hari perayaan Komunis di seluruh dunia. Menurutnya setan adalah kekuatan yang melambangkan kejujuran, keberanian, dan kebebasan, serta satanisme adalah bentuk evolusi kemanusiaan.
[3] Jahbulon = Jah-Bu-Lon menurut mereka adalah bentuk lain dari tuhan dengan fungsinya seperti juga ”Trinitas”.
[4] Heksagram: hexa ’enam, gramma ’tulisan atau gambar’ yang merupakan dua piramida terbalik sebagai simbol Kerajaan Sulaiman dan Bintang david dan simbol pemerintahan dunia baru.
[5] David Cherubim seorang pendeta dari ordo anti-Kristus.
[6] House of The Temple yang merupakan “kantor pusat” Freemason di mana di dalam gedung tersebut berkumpul semua anggota dari pelosok dunia untuk menerima pengukuhan atau wisuda anggota mason yang memasuki tingkat 33.
[7] The Knight Templar: legiun pasukan perang, intelejen, pengawal kepercayaan raja yang ikut serta secara aktif menjadi pasukan salib, terutama mendampingi panglima Aliansi Kerajaan Kristen Eropa melawan para mujahiddin Salahudin. Beragama mistik dan salah satu sesembahannya adalah Baphomet.
Setelah usai perang salib mereka pulang kembali ke Eropa dan menjadi rentenir, bahkan memegang kunci keuangan kerajaan. Dan pusat dari pengembangan berbagai gagasan pemikiran baru dan ilmu pengetahuan baru. Dengan banyaknya kekuasaan di tangan mereka, membuat Paus dan raja mulai merasa terganggu. Pada akhirnya seluruh veteran perang tentara salib itu ditangkap, disiksa, dibunuh, dibakar hidup-hidup. Sejak saat itulah dimulailah gerakan rahasia yang berlangsung secara turun temurun dan menjadi awal dari munculnya gerakan Freemason.
Sumber catatan kaki adalah dari bukuDajal & Simbol Setan.
Maroji’: - Dajal & Simbol Setan, TotoTasmara;1999; GIP
- Fakta & Data Yahudi di Indonesia Jilid II; Ridwan Saidi; 1994; LSIP
Riza Almanfaluthi
dedaunan di ranting cemara
semoga tidak sekadar menjadi cerita yang terungkap kemudian sirna (rda)
23:18 23 April 2006
0 masukan:
Posting Komentar
sebelum berkomentar ada baiknya sobat membaca aturan berikut:
+ harap berkomentar bahasa yang sopan
+ jangan berkomentar yang menyinggung SARA'
+ jangan berkomentar yang berbau pornografi
jika tidak memenuhi ketentuan di atas komentar sobat tidak akan ditampilkan. Terima kasih sebelumnya